• Home
  • LEBAK
  • Oknum Guru dan Kepala Sekola SMKN Diduga Jual Aset Negara Tanpa Prosedur Yang Benar
Image

Oknum Guru dan Kepala Sekola SMKN Diduga Jual Aset Negara Tanpa Prosedur Yang Benar

Penjualan Aset Negara yang ada di Sekolah SMKN berupa Besi. (Foto/Ist/ Keadilannews.com/Sumantri).

Lebak | Keadilannews.com,-Aset Peninggalan PT Antam yang merupakan Aset negara DiSekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) DiKecamatan Cibeber Kabupaten Lebak provinsi Banten diduga dijual belikan tanpa prosedur yang benar. Senin (8/12/2023) 

Penjualan Aset Negara yang ada di Sekolah SMKN berupa Besi, Dijual Untuk Kepentingan sekolah, padahal Aset tersebut merupakan aset negara. Penjualan Aset Negara Disekolah SMKN tersebut Melibatkan Kepala sekolah SMKN 1 Cibeber Desa Cikotok Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Aset Peninggalan PT Antam yang dihibahkan kepihak dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Lebak kini dijual belikan oknum dewan guru yang melibatkan kepala sekolah.

“Informasi Dari Warga bahwa besi tersebut Dijual belikan pihak sekolah, Sedangkan Itu merupakan Aset Negara.

Oknum Gurun Yang melibatkan kepala sekolah SMKN itu, Diduga tidak melalui prosedur yang benar dan diindikasi beraroma korupsi.

“Diduga untuk penjualan Aset Peninggalan PT Antam tidak ada izin dari dinas pendidikan izin dari Dindikbud Kabupaten Lebak Karena proses penjualan aset negara harus melalui proses lelang.

Salah satu Oknum dewan Guru Yang Diduga Terlibat Dalam Penjualan Aset tersebut membenarkan bahwa telah Menjual Aset Peninggalan PT Antam, “iya betul Aset Tersebut Sudah kami Jual kepihak lain melalui Dewan Guru disini, itupun hasil kesepakatan kepala sekolah dan komiteu.

Dan hasil penjualan Aset tersebut senilai Rp 43.87000,- (empat puluh tiga juta delapan puluh tujuh ribu)dan banyak besi yang dijual itu banyaknya 9388 tons dengan harga Rp 5000 per kilo gram.

“Itupun kami melalui pelantara Dewan guru disini Dan menjatuhkan harga senilai 500 per kilo gram dan uang yang diterima pihak sekolah senilai 31 juta rupiah,untuk operasional pun senilai 12 juta rupiah.

Tim media utamapos berupaya untuk konfirmasi kepala sekolah, hingga berita ini diterbitkan kepala sekolah tersebut belum bisa ditemui tim wartwan.(Sumantri/tim)

Image

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *